Friday, January 11, 2013

The Game of Thrones, Florentino Perez vs Fernando Hierro


John Toshack : "Hierro menjalankan ruang ganti (Madrid) layaknya Mafia. Semua gak akan jalan di ruang ganti tanpa persetujuan dari Hierro".
Seperti yang di artikel sebelumnya, INI BELOM TENTU BENAR. Tapi, tulisan ini gw tulis sepengetahuan gw aja.



Persoalan pertama datang saat Hierro yang outspoken ke Official Madrid berulang kali menyatakan kalo Madrid memperlakukan Morientes dengan buruk, ditambah ketidakjelasan pembaruan kontrak Solari-Hierro sendiri-Guti. Hierro akhirnya mengancam mogok besar pemain2 Madrid karena masalah2 tersebut,  dirinya menjadi semakin gusar karena kabar datangnya Beckham.


Ancaman Hierro itu gak main2, dirinya mampu bikin pemain2 Madrid serangkaian mogok selebrasi pas juara La Liga ke 29, pertama, gak ngelakuin Lap of Honour (muterin lapangan) kedua kali . Valdano lalu turun tangan ke ruang ganti supaya para pemain balik ke lapangan, Hierro tetep nolak dan akhirnya cekcok. Hierro bahkan menolak melakukan tradisi selebrasi ke Cibeles, ke Katedral dan ke Raja Spanyol. Valdano yang bingung mau ngapain akhirnya nelpon Florentino, sang presiden pun menginstruksikan kalo mereka harus ke Cibeles bagaimanapun juga dan ke makan malam bareng, akhirnya mereka pun mau dibujuk dan pergi ke Cibeles serta mau makan bareng.

Di gala makan malam bareng itupun jadi ricuh, karena pengumuman kalo Madrid mau preseason ke China dan Jepang. Hierro lagi2 menolak karena berbagai alasan. Valdano akhirnya manggil Hierro, Raul dan Figo untuk diskusi terpisah supaya bikin Madrid tertib seperti sedia kala. Valdano yg gak mampu bujuknya terpaksa nelpon Florentino lagi kalo mereka mau mogok gak mau selebrasi di khayalak ramai besoknya.

Paginya, Florentino akhirnya langsung bikin semacam pidato ditujukan ke para pemain, "Kita harus melakukan tugas kita untuk institusi Madrid sendiri beserta ribuan Madrilenos yang sudah berkumpul disana. Skandal semacam ini untuk klub terbaik abad 20 sangat gak masuk akal. Saya minta untuk respek kepada jutaan fans kita dan bersikaplah dewasa. Dan terakhir, SAYALAH BOSSNYA.. BUKAN PARA PEMAIN!". (kira2 begitu)

Beberapa hari kemudian Florentino bilang ke jurnalis ato siapa gitu off the record tapi, "Hierro telah membuka mulutnya untuk yang terakhir kalinya..." (ini cocok diomongin pake logat dan gaya Michael Corleone di Godfather :p). Maka abis itu berakhirlah era Hierro di Madrid meski dia masih dibutuhkan dilini belakang saat itu.


Perlu diingat, ini gw bukan nge"bash" Hierro. Gw melihat Hierro sebagai Madridista sejati, yang pengen Madrid berkarakter seperti yang dulu2. Banyak Spaniard, Homegrown player dan esensi kekeluargaan yang kental (kontras dengan kebijakan Florentino yang sering beli2 pemain). Sisi negatifnya, pengaruh Hierro ini menjalar hingga bikin semacam "geng Spanish Connection (redondo Argentina, tapi masuk sini juga)" berisi Raul, Morientes, Redondo, dan semacam2nya. Pemain yg baru dateng harus dapet semacam approval dari Spanish Connection, ato enggak jadi dikucilkan tempatnya. Perkara ini berimbas ke pemain kayak Anelka (yang sampe emosi ke Raul-Morientes di media) dan juga Etoo (Anelka-Etoo-Karembeu-Geremi ngumpul bikin geng juga, merasa terasing di ruang ganti Madrid sendiri, puncaknya si Anelka bolos 3 hari latihan. Makanya karena keterasingan inilah nama2 yg gw sebut terakhir gak ada yang bersinar di Madrid). Tapi The Spanish Connection juga nasipnya gak ada yang sampai pensiun di Real, pelan2 Florentino jual satu persatu anggotanya meski mereka masih populer dan dikecam banyak pihak terutama Fans Madrid sendiri supaya pembelian2nya gak gagal lagi karena masalah yg dah gw beberin diatas.


No comments:

Post a Comment